Fakta Menarik Sumba Terkait Motif Kain Tenun NTT dan Penjelasannya

Fakta Menarik Sumba Terkait Motif Kain Tenun NTT dan Penjelasannya

Menenun merupakan hobi yang biasa dilakukan oleh para wanita di Sumba dan kemudian hasil tenunan tersebut mereka jual dalam bentuk kain di pasaran. Ada beberapa desain kain tenun yang bisa Anda temukan saat mencari kain di pasar tradisional. Berikut informasi yang perlu Anda ketahui mengenai ciri motif Sumba pada kain tenun NTT dan penjelasannya.

Mengenal Kain Tenun Khas Sumba

Ketika mempelajari segala hal terkait dengan budaya yang ada di Indonesia, pastinya akan banyak dikejutkan dengan keragaman budaya hingga hasil karya yang unik dan menarik. salah satu hal yang bisa ditemukan yaitu berupa kain tenun. Kain tenun sendiri juga bisa ditemukan dengan berbagai ciri khas tersendiri yang dimiliki oleh masing masing wilayah.

Saat berada di kawasan Sumba, anda akan menemukan proses pembuatan kain tenun dengan menggunakan metode yang cukup rumit dan akan memakan waktu cukup lama untuk bisa menciptakan hasil yang mempesona. Untuk bisa membuat satu helai kain khas Sumba dibutuhkan waktu pengerjaan mulai dari 6 bulan sampai dengan 3 tahun.

Karena itulah anda akan menemukan kain tenun khas Sumba dengan harga yang terbilang sangat fantastis dan sesuai dengan tingkat kesulitan pembuatannya. Umumnya, kain Sumba dibandrol dengan harga mencapai 1,5 juta atau bahkan hingga puluhan juta. Yuk simak berbagai jenis karakteristik kain tenun NTT dan penjelasannya yang membuatnya istimewa.

Karakteristik Kain Tenun Khas Sumba

Karakteristik Kain Tenun Khas Sumba

1. Menjadi Simbol Makna Cinta dan Kehormatan

Peran tekstil atau kain tenun begitu penting bagi masyarakat Sumba. Wanita muda belajar menenun sejak pubertas dari ibu dan nenek moyang. Tujuan awal pembuatan kain tersebut dilakukan dengan tujuan sebagai simbol cinta dan tanda penghormatan terhadap suami. Orang Sumba dengan bangga mengenakan kain tenun saat berkumpul bersama keluarga.

Bahkan setelah kematiannya, tubuhnya ditutupi kain tenun. Menurut kepercayaan masyarakat, jenazah biasanya disimpan selama beberapa bulan sebelum dimakamkan. Jika dibalut dengan kain tenun, diduga dapat berperan sebagai pengawet alami bagi tubuh agar tidak mudah terurai. Semakin tinggi kedudukan almarhum maka semakin banyak kain yang melilit tubuhnya.

2. Terdapat Perbedaan Pemakaian untuk Laki Laki dan Perempuan

Anda akan bisa menemukan kain tenun yang berbeda untuk pria dan wanita. Laki-laki memakai pakaian yang terdiri dari kain lebar yang dililitkan di pinggang di luar celana pendek dan ikat pinggang kain serta ikat kepala, biasa disebut kain kapouta atau selendang kerang. Tentunya hal tersebut akan berbeda dengan apa yang digunakan oleh perempuan.

Untuk kain tenun wanita disisi lain akan mengenakan sarung dengan kain tenun yang dilengkapi banyak jahitan. Kemudian hiasan kepala yang digunakan berbentuk tanduk kerbau yang disebut tableo, dan kalung dengan mutiara anahida berwarna jingga, permata, dan anting berbentuk mamalia. Begitulah ciri khas kain tenun NTT dan penjelasannya.

3. Proses Pewarnaan Menggunakan Bahan Alami

Untuk bisa memperlihatkan motif yang jelas dan menarik, proses pewarnaan kain tenun ini dilakukan dengan menggunakan pewarna yang alami dan tidak mengandalkan pewarna sintetis seperti yang digunakan pada pabrik. Salah satu yang paling umum digunakan yaitu daun mengkudu untuk bisa mengeluarkan warna merah pada kain tenun yang sudah dibuat.

Selanjutnya anda juga akan menemukan penggunaan kayu sebagai pemberi warna kuning, campur untuk warna coklat dan lainnya. Umumnya setiap penenun akan memiliki ciri khas atau cara khusus untuk bisa memunculkan atau menciptakan warna yang menarik pada kain tenun. Oleh karena itu, antara pengrajin yang satu dengan yang lain pastinya memiliki perbedaan.

4. Melibatkan Corak yang Berbeda Tiap Wilayah

Ada tiga suku besar di Kabupaten Sumba Barat Daya yang tetap menenun yaitu Kodi, Laura, dan Wewewa. Ketiga suku ini memiliki gaya khas dan tren warna yang berbeda. Misalnya, kain tenun suku Kodi sebagian besar berwarna hitam, sedangkan untuk suku Loura dan Wewewa biasanya memiliki kain yang lebih berwarna sehingga terlihat lebih mencolok.

Motif kain tenun NTT di wilayah Sumba barat daya menggunakan berbagai pola mamuli yang diartikan sebagai simbol kesucian dan kesuburan. Selain itu, tekstil khas Sumba Barat Daya juga banyak menggunakan citra Uma Kalada, atau rumah-rumah besar khas bangunan tradisional beratap menara. Itulah ciri khas yang dimiliki kain tenun NTT dan penjelasannya.

Keunggulan yang dimiliki dari kain tenun daerah ini adalah masyarakat tetap menggunakan kapas pintal untuk bahan utama. Kain khas Sumba barat daya saat ini semakin populer. Tidak hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia tetapi juga mancanegara. Memang, bermunculan beberapa industri rumahan yang menjual kain Sumba untuk memberikan penghasilan tambahan.

Postingan terkait kain tenun NTT :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *