Erupsi Terjadi Dua Kali dalam Sehari
Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada Senin, 14 April 2025. Gunung ini dilaporkan mengalami dua kali erupsi dalam satu hari, menyemburkan abu vulkanik dengan ketinggian hingga 1.500 meter di atas puncak.
Data PVMBG dan Dampak Abu Vulkanik
Menurut laporan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan pertama terjadi pada pukul 08.52 WITA, dan yang kedua menyusul pada pukul 10.18 WITA. Kolom abu berwarna kelabu hingga coklat tampak tebal dan mengarah ke barat daya. Intensitas letusan tergolong sedang hingga kuat.
Akibat semburan abu tersebut, masyarakat di sekitar gunung disarankan untuk menggunakan masker serta mengurangi aktivitas di luar ruangan. Selain itu, sektor penerbangan di area terdampak diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap abu vulkanik yang bisa mengganggu jalur udara.
Status Gunung dan Imbauan Resmi
Saat ini, Gunung Lewotobi berada dalam status Level III atau Siaga. PVMBG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 3 kilometer dari puncak kawah, serta 4–5 kilometer di sektor utara, timur laut, dan timur. Area tersebut dinyatakan sebagai zona bahaya yang rawan terkena lontaran batu pijar, guguran lava, dan awan panas.
BPBD dan Pos Pemantauan Tetap Siaga
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur bekerja sama dengan berbagai pihak untuk terus memantau perkembangan aktivitas gunung. Pos pengamatan juga mencatat adanya suara gemuruh dan getaran saat letusan terjadi, menunjukkan masih adanya potensi lanjutan.
Warga Diminta Tetap Tenang dan Siaga
Meski letusan ini belum tergolong besar, masyarakat sekitar diminta untuk tidak panik namun tetap waspada. Pemerintah daerah telah menyiapkan langkah-langkah evakuasi dan menyiagakan pos pengungsian jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan gunung api aktif yang kerap menunjukkan aktivitas secara berkala. Erupsi ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran bencana dan kesiapsiagaan warga di wilayah rawan gunung api aktif di Indonesia.