Kupang, 12 April 2025 – Proyek penyediaan air bersih untuk perumahan eks pengungsi Timor Timur di Kabupaten Kupang menuai sorotan tajam dari warga. Pasalnya, meski proyek ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar 2.100 kepala keluarga, hingga kini pengerjaannya belum juga rampung. Warga pun mendesak aparat penegak hukum, khususnya Kejaksaan, untuk turun tangan memeriksa pelaksanaan proyek tersebut.
Proyek yang seharusnya menjadi solusi jangka panjang bagi ribuan warga eks Timtim ini justru menyisakan kekecewaan. Sejumlah titik pembangunan sarana air bersih terlihat mangkrak, dan belum bisa dimanfaatkan secara optimal oleh warga. Kondisi ini dikeluhkan karena telah berlangsung cukup lama tanpa kejelasan tindak lanjut dari pihak pelaksana.
“Air bersih adalah kebutuhan pokok. Kami sudah bertahun-tahun menunggu, tapi sampai sekarang belum juga tuntas. Kami minta jaksa segera periksa pekerjaan ini,” ungkap salah satu warga di lokasi perumahan.
Warga menduga ada kejanggalan dalam pelaksanaan proyek, baik dari segi anggaran maupun teknis lapangan. Mereka menuntut transparansi dari pemerintah daerah maupun kontraktor pelaksana.
Desakan agar aparat penegak hukum melakukan penyelidikan semakin menguat, mengingat proyek ini bersumber dari dana negara dan menyangkut hak hidup masyarakat. Warga berharap Kejaksaan Negeri Kabupaten Kupang atau Kejaksaan Tinggi NTT segera mengambil langkah konkret untuk mengusut tuntas dugaan penyimpangan yang terjadi.
Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak terkait belum memberikan pernyataan resmi mengenai perkembangan penyelesaian proyek air bersih tersebut.
Kebutuhan Mendesak, Harapan Belum Terpenuhi
Perumahan bagi eks pengungsi Timor Timur yang dibangun pemerintah di Kabupaten Kupang merupakan bagian dari program pemulihan pasca-integrasi. Sayangnya, kurangnya fasilitas dasar seperti air bersih menjadi hambatan besar dalam peningkatan kualitas hidup mereka.
Dengan belum selesainya proyek ini, ribuan warga masih bergantung pada sumber air alternatif yang belum tentu layak konsumsi. Masalah ini tak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga pada kesejahteraan sosial secara umum.
Warga berharap suara mereka segera didengar dan pihak terkait bertanggung jawab menyelesaikan proyek sesuai standar dan waktu yang telah dijanjikan.