Komodo International Airport

Komodo International Airport, Nama Bandara di Flores yang Kini Punya Wajah Baru!

Komodo International Airport merupakan salah satu nama bandara di Flores yang cukup terkenal. Sebab baru pertengahan 2022 lalu bandara ini diresmikan dengan wajah barunya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya, perluasan Bandara Internasional Komodo sendiri dilakukan mulai tahun 2020 hingga 2022. Bagaimana sejarahnya ? Yuk intip.

Sejarah Komodo International Airport

Nama Bandara Komodo diresmikan pada tahun 2015, yang mana sebelumnya bandar udara tersebut bernama Bandara Mutiara II. Letaknya berada di Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT. Bisa dibilang bahwa bandara ini merupakan pintu masuk bagi wisatawan ke Pulau Flores.

Izin kelolanya dimiliki oleh PT Cardig Aero Services, Changi Airports MENA Pte Ltd, dan Changi Airport International Pte Ltd. Tujuannya adalah supaya dapat mencapai target pengembangan yang maksimal. Sehingga adanya bandara tersebut bisa menjadi daya tarik baru bagi wisatawan internasional.

Bahkan perancangan interior pada Komodo International Komodo berfokus pada memperkenalkan budaya yang ada di NTT, terutama untuk daerah yang berkaitan dengan target pariwisata internasional. Nama bandara di Flores ini bahkan diambil sebagai wujud perkembangan ikon wisata yang ada di daerah tersebut.

Perluasan dilakukan sejak tahun 2020 hingga 2022, dan diresmikan pada pertengahan tahun 2022, dengan harapan dapat membawa kesejahteraan daerah serta penduduk setempat. Yang mana Komodo International Airport dirancang supaya mampu menyajikan pelayanan terbaik bagi semua pengguna.

Fakta Komodo International Airport

Fakta Komodo International Airport

1. Dikelola Swasta Selama 25 Tahun

Seperti yang telah disinggung, Bandara Internasional Komodo dikelola oleh PT Cardig Aero Services, Changi Airports MENA Pte Ltd, dan Changi Airport International Pte Ltd. Meski pengelolaanya dilakukan bukan oleh pemerintah, bukan berarti Komodo International Airport telah dijual kepada swasta atau asing.

Sebab pengelolaan bandara tersebut menggunakan skema perjanjian KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha). Yang mana kerja sama tersebut menelan dana sekitar Rp. 1,3 triliun. Nantinya setelah 25 tahun, maka pengelolaannya akan kembali diserahkan kepada pemerintah. PT Cardig Aero Services (CAS) bahkan telah berinvestasi hingga Rp. 1,2 triliun untuk pengembangannya.

2. Berubah Status Pada Juli 2020

Nama bandara di Flores satu ini berubah dengan embel embel ‘internasional’ sejak Juli 2020. Namun setelah setahun berubah status dari domestik menjadi internasional, Bandara Internasional Komodo belum juga merealisasikan penerbangan langsung dari luar negeri. Penerbangan langsung menuju Bandar Udara Komodo masih hanya berasal dari dalam negeri.

Seperti Kupang, Ende, Lombok, Bali, Surabaya, dan Jakarta. Itu karena perencanaannya tertunda akibat pandemi covid-19 sejak Maret 2020. Saat itu, infrastruktur dan fasilitas yang ada juga belum sepenuhnya diperbaiki, serta masih perlu disesuaikan agar dapat mendukung layanan rute internasional. Beruntungnya, saat ini Komodo International Airport sudah hadir dengan wajah baru.

3. Panjang Runway Baru

Hadir dengan wajah baru, Bandar Udara Komodo yang diperluas menampilkan runway yang lebih panjang dari sebelumnya. Landasan pacunya yang sebelum ini memiliki luas 2.450 meter x 45 meter, kini menjadi 2.650 meter x 45 meter. Bukan hanya diperpanjang dari sisi runway saja, namun tampilan gedung terminal seluas 1.500 meter persegi juga turut diperbaiki.

Dimana terminal tersebut dapat menampung hingga 1,1 juta wisatawan per tahunnya. Sesuai dengan nama bandara di Flores ini, gedungnya memiliki desain berupa siluet komodo yang ditambah rumah adat Wae Rebo. Pola siluet komodo dan pola sakral pada rumah adat Wae Rebo dijadikan sebagai point of interest dari keseluruhan desain ruang.

Penerapannya diposisikan tepat pada centre of building pada bagian void bangunan terminal bandara. Selain itu, konsep tradisional dengan motif songket mata ayam juga diusung di sini. Namun tetap terdapat sentuhan modern yang memanjakan mata. Harapannya perluasan dan perbaikan pada bandara dapat mendukung potensi wisata yang ada di daerah setempat.

4. Pesawat Boeing 737 Dapat Mendarat

Karena landasan pacunya yang sudah diperpanjang menjadi 2.650 meter, saat ini pesawat Boeing 737 dengan beban maksimal bisa mendarat di Komodo International Airport. Pesawat Boeing 737 dengan beban maksimal tersebut juga dapat lepas landas dari Bandara Komodo. Sehingga memungkinkan maskapai untuk menggunakannya pada direct flight untuk rute luar negeri.

Dijelaskan pula bahwa Boeing 737 dari Bandar Udara Komodo bisa mencapai langsung ke Aceh, maupun penerbangan internasional menuju Manila, Bangkok, dan Australia. Panjang runway baru memang membuat bandara mampu melayani pesawat berbadan sempit. Apabila ditambah lagi 100 meter, nantinya nama bandara di Flores ini akan menjadi salah satu yang bisa melayani jenis berbadan lebar.

Ingin berkunjung dan berlibur ke Flores ? Tidak perlu khawatir, Komodo International Komodo terbuka lebar untuk para wisatawan. Anda bisa mendarat di sini sebagai pintu masuk ke Flores dan wisata di sekitarnya. Penerbangan langsung dapat dilakukan melalui beberapa kota, silahkan pilih sesuai kebutuhan anda.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *