Mendalami 4 Budaya yang Menjadi Ciri Khas NTT

Mendalami 4 Budaya yang Menjadi Ciri Khas NTT, Salah Satunya Se’i Sapi

Mendalami dan mengenal kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan suatu hal yang cukup penting untuk dilakukan. Kali ini, anda akan dapat mengetahui berbagai jenis kebudayaan yang bisa ditemukan di Nusa Tenggara Timur. Kebudayaan yang dijalankan ini begitu terkenal dan bahkan sudah dicap sebagai ciri khas NTT dari pulau yang satu ini.

Memahami Budaya Ciri Khas Nusa Tenggara Timur

1. Se’i Sapi

Se'i Daging Sapi

Hal pertama yang menjadi ciri khas pulau NTT ini yaitu hidangan se’i sapi yang begitu lezat dan nikmat. Keunikan dari makanan khas daerah ini terletak pada proses pembuatanya yang menggunakan teknik pengasapan. Teknik yang satu ini merupakan suatu tradisi yang memang sudah dilakukan dari zaman nenek moyang dan masih diterapkan hingga saat ini.

Tujuan dari proses pengasapan ini dilakukan untuk bisa menjaga kualitas dari daging sapi yang diolah. Jenis teknik memasak dengan pengasapan ini masih bisa ditemukan pada Kabupaten Rote Ndao. Meskipun begitu, anda bisa menemukan hidangan yang satu ini di berbagai wilayah Nusantara. Pasalnya banyak masyarakat NTT yang merantau untuk menjual hidangan Se’i Sapi.

Dalam bahasa daerah Rote, Se’i diartikan sebagai daging yang disayat dengan ukuran kecil memanjang dan kemudian akan melalui sebuah tahap pengasapan menggunakan bara api sampai benar benar matang. Jenis hidangan ini secara khusus adalah bentuk budaya dari masyarakat Rote namun sudah menyebar keseluruh bagian wilayah Nusa Tenggara Timur.

Hal yang unik dari ciri khas NTT ini yaitu hasil olahannya yang dilengkapi dengan aroma khas pengasapan dan daging yang masih merah namun sudah matang secara merata. Selain itu, saat dimakan tekstur yang diberikan juga sangat empuk dan lezat. Jadi untuk bisa menikmati hidangan aslinya, maka anda bisa pergi ke kawasan Rote Ndao untuk menemukannya.

2. Aksara Lota

Aksara loa

Ciri khas berikutnya yang bisa ditemukan di kawasan NTT yaitu aksara Lota. Tulisan ini berasal dari Kabupaten Ende, Flores. Masyarakat yang menggunakan aksara ini di suku Ende mayoritas beragama Islam. Jika ditelusuri lebih jauh, diketahui dalam perjalanan sejarah bahwa aksara Lota ini merupakan bentuk turunan dari penulisan aksara Bugis.

Jenis aksara yang satu ini masuk diketahui masuk ke Ende pada sekitar abad ke-16 saat masa pemerintahan Raja Gowa XIV yang bernama I Mangarangi Daeng Manrabia yang lebih dikenal dengan gelar Sultan Alaudin. Untuk bisa mempelajarinya lebih dalam maka anda bisa datang berkunjung ke kawasan sekitar Kabupaten Ende yang ada di Flores, NTT.

3. Kesenian Tari Bonet

Kesenian Tari Bonet

Pada poin yang satu ini, anda akan bisa memahami sebuah kesenian Tari Bonet yang umumnya akan hadir pada kegiatan sakrat atau komunal adat dan juga pada tradisi suku Dawan Nusa Tenggara Timur. Anda bisa mengenali jenis tarian khas ini ketika menemukan sebuah gerakan tarian dengan formasi melingkar dengan pembacaan puisi dan pantun.

Lirik yang digunakan dalam puisi ataupun pantun tersebut menggunakan bahasa sastra lisan khas suku Dawan. Tarian  Bonet hampir selalu ada pada pada acara pernikahan, kematian, upacara kelahiran, ucapan pembangunan rumah, permohonan hujan atau jenis acara tradisi lainya yang masih dijalankan dan amalkan secara rutin oleh Suku Dawan Nusa Tenggara Timur.

Jika dilihat dari segi bahasa, kata Bonet yang terdapat pada nama tarian ini memiliki arti mengurung, mengepung atau mengingkari. Kata tersebut berasal dari bahasa suku Dawan yang asal suku katanya adalah Na Bonet. Untuk bisa mengetahui bagaimana penampilan dari tarian yang satu ini, anda bisa mengikuti sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat Dawan.

4. Ritual Pasola

Ritual Pasola

Ritual Pasola diartikan sebagai suatu upacara yang dilakukan oleh masyarakat penganut kepercayaan Marapu di Sumba Barat. Tujuan dari pelaksanaan upacara ini yaitu ebagai bentuk perayaang masum tanam padi. Selain itu, upacara yang satu ini juga dilakukan dengan tujuan sebagai bentuk penghormatan dengan memohon ampunan, kemakmuran dan hasil panen melimpah.

Biasanya, anda akan bisa menemukan tradisi yang menjadi ciri khas NTT ini saat bulan februari di kawasan Lamoya dan Kodi. Selain itu, upacara diadakan di daerah Gaura dan Wanukaka pada bulan Maret. Puncak perayaan dimulai enam hingga delapan hari setelah bulan purnama. Kemudian, pantai selatan menjadi tempat bertelur jutaan cacing kecil.

4 jenis kebudayaan yang menjadi ciri khas dari Nusa Tenggara Timur Tersebut sudah banyak dikenali oleh masyarakat Nusantara. Namun jika merasa penasaran dengan keunikan yang diberikan maka hal yang bisa dilakukan yaitu dengan berwisata dan datang mengunjungi kawasan NTT ini. Jadikan lokasi ini sebagai rekomendasi wisata kebudayaan berikutnya.

Khas NTT lain:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *