Mengenal 6 Jenis Alat Musik Khas NTT Beserta Fungsinya

Mengenal 6 Jenis Alat Musik Khas NTT Beserta Fungsinya

Seperti yang diketahui bahwa provinsi saat ini masih memiliki banyak nilai budaya yang bisa diwariskan kepada generasi muda. Anda bisa menemukan berbagai jenis alat musik yang unik khas Nusa Tenggara Timur. Alat musik tersebut terbuat dari bahan bahan yang ditemukan di alam. Agar bisa lebih memahaminya yuk simak ulasan jenis alat musik khas NTT berikut!

Mengenal Jenis Alat Musik NTT

1. Heo

Heo

Heo dikenal sebagai salah satu alat musik yang di petik dan berasal dari pulau Timor atau lebih detailnya suku Dawan Timor yang ada di Nusa Tenggara Timur. Alat musik yang satu ini terbuat dari kayu, sedangkan untuk bagian yang digesek terbuat dari kulit kuda yang dipilin menjadi senar yang ditekuk. Selain itu, senar instrumen alat ini terbuat dari usus kuskus yang dikeringkan.

2. Foy Doa

Foy Doa

Alat musik Foy Doa merupakan jenis alat tradisional yang bentuknya menyerupai seruling dan berasal dari pulau Flores tepatnya di Kabupaten Ngada. Foy Doa berarti seruling ganda yang terbuat dari alang-alang atau bambu kecil yang dihubungkan oleh dua atau lebih. Pada umumnya anda akan menemukan 2 seruling yang dihubungkan bersama dan dimainkan bersama dalam permainan.

Biasanya anak muda menggunakan alat musik ini untuk pertunjukan atau permainan tradisional. Suara yang dihasilkan oleh alat musik ini berupa nada ganda dan tunggal. Hal ini tentunya tergantung selera dari pemutar musik rosario foy tersebut. Puisi yang dinyanyikan dengan Foy Doa ini biasanya memiliki makna yang berkaitan dengan kehidupan.

Gaya bermain alat musik khas NTT ini tidak jauh berbeda dengan suling yaitu dengan cara ditiup angin secara perlahan sambil jari-jari tangan menutup lubang suara untuk mengatur nada. Pada awalnya alat ini digunakan untuk dimainkan sendiri, namun sejak tahun 1958 para pemusik lokal mulai menggabungkannya dengan alat musik tradisional lainnya.

3. Sasando

Sasando

Sasando adalah alat musik gesek dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah, istilah “sasando” yang dalam bahasa Rote diartikan sebagai alat yang berbunyi atau bergetar. Sejak abad ke-7 masyarakat Rote konon sudah menggunakan alat musik sasando. Namun sumber lain menyatakan bahwa sasando dikembangkan di Kabupaten Kupang pada tahun 18 Masehi.

Bagian utama yang bisa terlihat dari alat musik sasando ini yaitu berupa tabung bambu yang panjang. Senar direntangkan langsung di dalam tabung dengan semacam baji, yang juga berfungsi sebagai pengatur nada senar yang berbeda. Kemudian tongkat bambu tersebut diletakkan di atas sejenis anyaman daun lontar yang dibuat dengan berbentuk kipas.

Kegunaan dari bagian alat yang terbuat dari daun lontar tersebut adalah sebagai ruang resonansi suara. Berdasarkan nilai struktur bunyinya, sasando terbagi menjadi dua jenis yaitu Sasando gong dan juga sasando biola. Sasando Gong menggunakan tangga nada pentatonik 12 dawai dan hanya dapat memainkan lagu tradisional yang berasal dari Rote.

Sedangkan untuk Sasando biola menggunakan tangga nada diatonis dengan jumlah senar hingga 48 yang mampu memainkan karya yang lebih serbaguna. Dalam tradisi setempat, sasando biasanya digunakan sebagai pengiring lagu atau tarian daerah. Selain sasando tradisional, sasando telah menjelma menjadi sasando elektronik sejak tahun 1960-an atas prakarsa Edu Pah.

4. Foy Pay

Foy Pay

Foy Pay merupakan jenis alat musik khas NTT berikutnya yang bisa ditemukan dan memiliki bentuk yang tidak jauh berbeda dengan Foy Doa. Pada awalnya, foy pago berfungsi sebagai pengiring lagu, seperti yang digunakan pada foy doa. Namun saat ini Foy Pay juga sering dimainkan berpasangan dengan Foy doa untuk mengiringi musik tradisional setempat di berbagai acara.

5. Prere

Prere

Prere adalah alat musik audible berupa sebatang bambu kecil seukuran pensil dan panjangnya sekitar 15 cm. Buku-buku yang lebih rendah tetap tertutup sedangkan bagian atas dipotong dan menjadi ruang untuk meniup. Jari bagian bawah kemudian dibagi menjadi satu titik untuk mengarahkan udara yang dihembuskan dari batang bambu bagian atas.

6. Knobe Oh

KNOBE OH

Knobe Oh diartikan sebagai alat musik khas NTT yang terbuat dari bambu dengan panjang sekitar 12,5 cm. Kemudian bagian tengah bambu tersebut dipotong menjadi potongan bambu yang dibelah hingga halus hingga membentuk seperti lidah. Bagian alat musik yang satu ini berfungsi sebagai alat penggetar (vibrator) untuk menciptakan suara beresonansi.

Setiap alat musik memiliki kegunaannya masing masing. Ada yang digunakan sebagai pengiring musik dan ada juga yang digunakan hanya dalam acara tertentu. Ketika datang ke kawasan Nusa Tenggara Timur, anda akan bisa menemukan berbagai jenis anal musik yang disebutkan diatas. Tidak hanya melihatnya, anda juga bisa mencoba memainkan alat musik.

Khas NTT lainnya:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *